Sumberdaya alam gambut ini tidak hanya sekedar berfungsi sebagai pengatur hidrologi, sarana konservasi keanekaragaman hayati, budidaya, dan sumber energi; tetapi juga berperan sebagai pengendali perubahan iklim global karena kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan cadangan karbon dunia.
1) Pengatur hidrologi
Gambut memiliki kemampuan sebagai penambat (reservoir) air yang besar sehingga dapat menahan banjir saat musim hujan dan sebaliknya melepaskan air tersebut pada musim kemarau sehingga dapat mencegah intrusi air laut ke darat. Fungsi gambut sebagai pengatur hidrologi dapat terganggu apabila mengalami kondisi drainase yang berlebihan karena gambut yang telah mengalami kekeringan sampai batas kering tak balik, akan memiliki bobot isi yang sangat ringan sehingga mudah hanyut terbawa air hujan, strukturnya lepas, mudah terbakar, sulit menyerap air kembali, dan sulit ditanami kembali.
2) Sarana konservasi keanakeragaman hayati
Lahan gambut di dunia merupakan habitat unik bagi kehidupan beraneka macam flora dan fauna, sehingga apabila lahan ini mengalami kerusakan, dunia akan kehilangan beraneka macam jenis flora karena tidak mampu tumbuh pada habitat lainnya. Contoh tumbuhan spesifik lahan gambut yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah jelutung (Dyera custulata), ramin (Gonystylus bancanus), dan Meranti (Shorea spp), Kempas (Koompassia malaccensis), Punak (Tetramerista glabra), perepat (Combretocarpus royundatus), Pulai rawa (Alstonia pneumatophora), Terentang (Campnosperma spp), Bungur (Lagestroemia spesiosa), dan Nyatoh (Palaquium spp), Gemor (Nothaphoebe coriacea Kosterm), Sagu Palm (Metroxylon sagu), Purun Tikus (Eleocharis dulcis). Sedangkan satwa langka pada habitat ini antara lain buaya sinyulong (Tomistoma schlegelii), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), beruang madu (Helarctos malayanus), tapir (Tapirus indicus), mentok rimba (Cairina scutulata), dan bangau tongtong (Leptoptilos javanicus) (Wibisono et al., 2004).
Keanekaragaman hayati di lahan gambut merupakan sumber plasma nutfah yang digunakan untuk memperbaiki jenis flora dan fauna komersial yang tahan penyakit, berproduksi tinggi, atau sifat-sifat menguntungkan lainnya.
3) Penjaga iklim global
Perubahan iklim ditandai dengan berubahnya suhu dan distribusi curah hujan. Kontributor terbesar bagi terjadinya perubahan tersebut adalah Gas Rumah Kaca (GRK) seperti karbondioksida (CO2), methana (CH4), dan Dinitrogen oksida (N2O) konsentrasinya terus meningkat (Murdiyarso & Suryadiputra, 2004). Gas-gas tersebut akan menyerap radiasi inframerah sehingga suhu bumi akan semakin panas dan berdampak pada kehidupan seperti berkembangnya penyakit, perubahan produktivitas tanaman; kekeringan, dan banjir. Menurut Matby & Immirizi (1993), kandungan karbon dalam gambut di dunia sebesar 329-525 GT atau 35% dari total C dunia. Gambut di Indonesia memiliki cadangan karbon sebesar 46 GT (1 GT = 109 ton) atau 8-14% dari karbon yang terdapat dalam gambut di dunia. Gambut berperan sebagai penjaga iklim global. Apabila gambut tersebut terbakar, materi ini akan mengeluarkan gas CO2, N2O, dan CH4 ke udara dan terjadi perubahan iklim global.
4) Sarana budidaya
Pemanfaatan lahan gambut sebagai sarana budidaya (pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan). Di Indonesia, budidaya pertanian di lahan gambut secara tradisional sejak ratusan tahun lalu oleh Suku Dayak, Bugis, Banjar, dan Melayu dalam skala kecil. Mereka memilih lokasi dengan cara yang cermat, memilih komoditas yang telah teruji, dan dalam skala yang masih terdukung oleh alam. Lahan gambut, kandungan karbon organiknya 18% dan tebalnya mencapai hingga lebih dari
50 sentimeter (Agus & Subiksa 2008). Di samping itu beberapa lahan gambut yang termasuk lahan bongkor bisa diusahakan untuk berbagai tanaman seperti cabai besar keriting kecil, terong, tomat, sawi, seledri, bawang daun, kacang panjang, paria, mentimun, jagung sayur, jagung manis, dan buah buahan (mangga, rambutan, melinjo, sukun, nangka, pepaya, nanas dan pisang) karena lahan. Tanaman kelapa sawit paling baik ditanam pada lahan gambut yang tipis (ketebalannya < 50 cm).
Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian dalam skala terbatas, dengan memperhatikan kaidah- kaidah konservasi dan teknologi yang tepat, terbukti mampu menghasilkan produktivitas dan menyejahterakan petani.
5) Habitat Ikan
Sumberdaya perikanan di rawa gambut mendukung berbagai jenis ikan air tawar bernilai komersial tinggi (seperti gabus, toman, jelawat, tapah dan sebagainya).
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
2023